Pada Kamis, 22 Agustus 2024, Sekolah Tinggi Teologi Jemaat Kristus Indonesia (STT JKI) menggelar acara pertukaran budaya yang melibatkan Indonesia dan Jepang. Acara ini diselenggarakan untuk mendukung misi internasional dan mempererat hubungan kedua negara melalui kerjasama lintas budaya. STT JKI bekerja sama dengan Gereja Baptis Utusan Baptis Tokyo dan Kudoka Jepang, yang dihadiri oleh berbagai tamu dari kedua negara.

Ketua STT JKI, Hery Susanto, membuka acara dengan sambutan hangat yang menekankan pentingnya menjadikan semua bangsa sebagai murid Yesus. Dalam sambutannya, ia mengajak para mahasiswa untuk tidak hanya belajar budaya, tetapi juga memahami misi internasional yang berfokus pada terang Kristus bagi dunia. Acara ini dihadiri oleh Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Petrus Baela, Wakil Ketua II, Naomi Sri Tuminah, serta Gembala Asrama, Kelvin, yang menunjukkan dukungan penuh terhadap kegiatan ini.
Salah satu sorotan acara adalah penampilan budaya dari kedua negara. Dari pihak Jepang, ditampilkan tarian tradisional Rock Soran, yang menggambarkan semangat dan kekuatan para nelayan Jepang saat melaut. Tidak kalah menarik, mahasiswa STT JKI mempersembahkan tarian Lendo Sabu dari Nusa Tenggara Timur. Penampilan ini memberikan kesempatan bagi peserta dari Jepang untuk merasakan kekayaan budaya Indonesia.
Acara ini juga diisi dengan kesaksian dari Ren Yoshida, mahasiswa dari Tokyo, yang membagikan pengalaman imannya serta bagaimana pertukaran budaya ini telah memperkaya perspektifnya. Firman Tuhan disampaikan oleh Hyuman Noguchi yang menguraikan tantangan misi pelayanan dalam menjelaskan Yesus dan pentingnya menyebarkan ajaran-Nya melalui tindakan sehari-hari.
Selain itu, peserta dari Jepang juga diajak untuk merasakan keunikan budaya Indonesia melalui pertunjukan seni dan musik tradisional, serta menikmati upacara minum teh bersama. Acara ini memberikan pengalaman mendalam bagi peserta dari kedua negara, memperkuat hubungan internasional, dan membuka jalan untuk kolaborasi lebih lanjut dalam misi lintas budaya.
Pertukaran budaya ini tidak hanya mempererat hubungan antarbangsa tetapi juga memberikan wawasan baru bagi peserta tentang pentingnya integrasi budaya dan iman. Kegiatan tersebut diharapkan menjadi langkah awal dalam misi yang lebih besar, membawa terang Kristus kepada dunia melalui kerjasama dan kesaksian bersama.