
Salatiga, 23 September 2024 – Pada hari Senin, sebuah ibadah perjamuan kudus diadakan dengan khidmat. Firman Tuhan disampaikan oleh Dr. Heri Susanto, yang mengajak mahasiswa dan staf dosen STTJKI merenungkan makna pengorbanan Tuhan Yesus. Ibadah ini juga menjadi bagian dari rutinitas doa puasa, yang dilaksanakan setiap Senin. Melalui doa puasa, peserta diajak untuk berdoa bagi pelayanan dan pemberitaan Injil di tengah dunia, memperkuat komitmen mereka dalam menghidupi iman yang sejati.
Doa puasa yang rutin dilaksanakan tersebut menjadi kesempatan bagi mahasiswa dan seluruh staf dosen untuk merenungkan peran penting pengorbanan Yesus dalam menebus dosa umat manusia. Dalam suasana yang khusyuk, setiap peserta diingatkan kembali tentang pengorbanan Kristus di kayu salib. Perjamuan kudus tidak hanya menjadi simbol, tetapi juga pengingat yang mendalam tentang kasih Allah yang tak terhingga bagi umat-Nya, mengajak semua orang untuk merenungkan makna sejati dari keselamatan yang telah diberikan.
Dalam khotbahnya, Dr. Heri Susanto mengupas kisah dari Kitab Yunus pasal 1, di mana Yunus melarikan diri dari hadapan Tuhan. Niniwe, yang disebut sebagai ibu kota Asyur, menjadi pusat dari rencana besar Allah. Yunus, yang seharusnya pergi ke Niniwe, malah memilih untuk melarikan diri ke Tarsis. Khotbah ini menggambarkan betapa seringnya manusia berusaha menghindari panggilan Tuhan, dan bagaimana keputusan tersebut membawa konsekuensi yang serius dalam hidup mereka.
Dr. Heri menekankan bahwa ketakutan besar yang dialami Yunus hanyalah bagian dari rencana besar Allah untuk menyelamatkan kota besar Niniwe. Dengan menggambarkan kapal besar, badai dan gelombang yang mengamuk, serta ikan besar yang menelan Yunus, khotbah ini mengajak peserta untuk merenungkan betapa sering kita terjebak dalam ketidakpercayaan dan kekhawatiran, alih-alih berserah sepenuhnya kepada rencana Tuhan yang sempurna.

Melalui doa puasa dan refleksi atas kisah Yunus, mahasiswa dan staf dosen dilatih untuk lebih peka dalam menanggapi panggilan Tuhan dan memahami kebesaran rencana-Nya, termasuk ketika harus menghadapi tantangan yang tampak besar di mata manusia. Kesadaran akan pengorbanan Kristus memberikan kekuatan dan keyakinan untuk melangkah maju, bahkan di tengah kesulitan.
Ibadah perjamuan kudus dan doa puasa ini diharapkan dapat memperkuat iman mahasiswa dan staf dosen, menumbuhkan rasa syukur atas pengorbanan Kristus, dan mendorong setiap individu untuk lebih aktif dalam pelayanan dan misi gereja. Dengan mengingat kembali pengorbanan-Nya, kita diajak untuk menghidupi iman kita dengan penuh komitmen dan kasih, menjadi alat Tuhan dalam membawa perubahan bagi dunia di sekitar kita.