Pdt. Yosep Wahono

Pada tanggal 1 Oktober 2024, Sekolah Tinggi Teologi Jemaat Kristus Indonesia (STTJKI) mengadakan ibadah kapel yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa, pimpinan, dan staf dosen. Ibadah ini berlangsung dengan khidmat dan diwarnai suasana kebersamaan yang hangat.
Ibadah dimulai dengan pujian dari Kidung Jemaat yang dikumandangkan dengan semangat oleh jemaat. Liturgi dipandu oleh Willem, salah satu mahasiswa STTJKI, yang membawa suasana ibadah menjadi lebih bermakna.
Firman Tuhan disampaikan oleh Pdt. Yosep Wahono dengan tema “Affectioned Skill: Rela Berkorban.” Dalam khotbahnya, Pdt. Yosep mengutip Markus 14:3-9, yang menceritakan peristiwa ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si Kusta. Dalam cerita tersebut, seorang perempuan datang membawa minyak narwastu yang sangat mahal untuk mengurapi kepala Yesus. Meskipun para murid merasa gusar karena harga minyak itu setara dengan 300 dinar, perempuan itu tetap rela mengorbankannya untuk Tuhan.

Pdt. Yosep menekankan pentingnya pengorbanan dan bagaimana tindakan perempuan itu menjadi pengingat akan karya penebusan Kristus. Ia merujuk pada Matius 26:10, di mana Yesus mempertanyakan sikap para murid dan menyatakan bahwa tindakan perempuan itu adalah perbuatan baik. “Pengorbanan adalah tentang memberi apa yang kita miliki,” ujar Pdt. Yosep, mengutip ayat 8. Ia juga mengingatkan bahwa pengorbanan Yesus yang telah mati untuk menebus dosa adalah teladan utama bagi setiap orang percaya. “Kita juga harus rela berkorban untuk melayani Dia,” tambahnya.
Ibadah kapel di STTJKI ini diakhiri dengan doa syafaat dan komitmen untuk menjalani hidup yang berfokus pada pengorbanan bagi Tuhan dan sesama. Kehadiran seluruh mahasiswa, pimpinan, dan staf dosen menambah kekuatan dan makna acara ini, menjadikannya sebagai momen refleksi yang penting bagi seluruh Civitas Akademia STTJKI untuk mengingat pentingnya memberi yang terbaik dalam hidup mereka.