Kondang Sri Tatanegar
Pada hari Senin, 14 Oktober 2024, civitas akademika STT JKI mengadakan doa puasa dan pelayanan perjamuan kudus. Dalam suasana yang penuh sukacita, puji-pujian dengan lagu-lagu gereja kontemporer dinaikkan, menguatkan komunitas dalam ibadah dan kerinduan akan hadirat Tuhan.

Firman Tuhan disampaikan oleh Dr. Kondang Sri Tatanegara, yang terambil dari 2 Samuel 23: 8-23. Dalam renungan ini, ada beberapa pesan penting yang dapat kita ambil.
Keberanian dalam Pelayanan
Pertama, Dr. Tatanegara menekankan pentingnya keberanian. Mengambil contoh dari pasukan spesial Air Service yang memiliki slogan “keberanian menghadapi risiko tinggi,” ia menyatakan bahwa keberanian adalah fondasi dalam misi strategis. Seperti Daud yang berani melawan musuhnya, kita juga dipanggil untuk berani menghadapi tantangan dalam pelayanan.
Keberanian bukan hanya sekadar tindakan fisik, tetapi juga komitmen untuk berdiri teguh di tengah kuasa kegelapan. Dalam pelayanan, kita sering dihadapkan pada situasi yang menguji iman dan keteguhan hati kita.
Kesetiaan Pemimpin yang Diurapi
Pesan kedua adalah tentang kesetiaan pemimpin yang diurapi. Dalam konteks 2 Samuel, terdapat momen di mana Daud dan pasukannya berusaha mendapatkan air dari sumur di Betlehem, meskipun itu berisiko besar. Namun, ketika air itu berhasil diperoleh, Daud memilih untuk tidak meminumnya, melainkan mengorbankannya sebagai persembahan kepada Tuhan. Ini menggambarkan semangat pengorbanan dan kesetiaan kepada Tuhan yang melampaui kepentingan pribadi.
Pengorbanan ini mengajarkan kita bahwa dalam pelayanan, sering kali kita harus melepaskan kenyamanan kita demi sesuatu yang lebih besar. Air yang didapat dengan cara yang sulit menjadi simbol dari pengorbanan yang harus kita lakukan dalam menjalani panggilan kita.
Kerelaan Melayani
Di tengah keterbatasan pengalaman, kerelaan untuk melayani menjadi kunci. Dalam konteks pelayanan, kita diingatkan bahwa meskipun kita mungkin merasa tidak cukup, Tuhan memanggil kita untuk bersedia melayani dengan apa yang kita miliki. Kerelaan ini merupakan langkah pertama menuju pengorbanan yang lebih besar.
Perjamuan Kudus sebagai Peringatan Pengorbanan Kristus
Pelayanan perjamuan kudus dipimpin oleh Petrus Baela, yang menjadi pengingat akan pengorbanan Yesus Kristus untuk menebus dosa kita. Dalam momen ini, kita diajak untuk merenungkan betapa besar kasih Tuhan yang dinyatakan melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Perjamuan kudus bukan hanya sekadar ritual, tetapi sebuah pengingat yang dalam akan pengorbanan yang telah dilakukan bagi kita.
Kesimpulan
Ibadah doa puasa dan perjamuan kudus di STT JKI pada tanggal 14 Oktober 2024 merupakan kesempatan berharga untuk merenungkan keberanian, kesetiaan, dan pengorbanan dalam pelayanan. Pesan-pesan ini tidak hanya relevan untuk kehidupan sehari-hari, tetapi juga memanggil kita untuk hidup dalam keberanian dan kerelaan melayani, mengingat pengorbanan Kristus yang telah menebus kita. Semoga kita terus diberdayakan untuk melayani dengan sepenuh hati, mengikuti teladan Kristus.