PENTINGNYA PENGORABANAN DALAM MELAYAANI

Kondang Sri Tatanegar

Pada hari Senin, 14 Oktober 2024, civitas akademika STT JKI mengadakan doa puasa dan pelayanan perjamuan kudus. Dalam suasana yang penuh sukacita, puji-pujian dengan lagu-lagu gereja kontemporer dinaikkan, menguatkan komunitas dalam ibadah dan kerinduan akan hadirat Tuhan.

Firman Tuhan disampaikan oleh Dr. Kondang Sri Tatanegara, yang terambil dari 2 Samuel 23: 8-23. Dalam renungan ini, ada beberapa pesan penting yang dapat kita ambil.

Keberanian dalam Pelayanan

Pertama, Dr. Tatanegara menekankan pentingnya keberanian. Mengambil contoh dari pasukan spesial Air Service yang memiliki slogan “keberanian menghadapi risiko tinggi,” ia menyatakan bahwa keberanian adalah fondasi dalam misi strategis. Seperti Daud yang berani melawan musuhnya, kita juga dipanggil untuk berani menghadapi tantangan dalam pelayanan.

Keberanian bukan hanya sekadar tindakan fisik, tetapi juga komitmen untuk berdiri teguh di tengah kuasa kegelapan. Dalam pelayanan, kita sering dihadapkan pada situasi yang menguji iman dan keteguhan hati kita.

Kesetiaan Pemimpin yang Diurapi

Pesan kedua adalah tentang kesetiaan pemimpin yang diurapi. Dalam konteks 2 Samuel, terdapat momen di mana Daud dan pasukannya berusaha mendapatkan air dari sumur di Betlehem, meskipun itu berisiko besar. Namun, ketika air itu berhasil diperoleh, Daud memilih untuk tidak meminumnya, melainkan mengorbankannya sebagai persembahan kepada Tuhan. Ini menggambarkan semangat pengorbanan dan kesetiaan kepada Tuhan yang melampaui kepentingan pribadi.

Pengorbanan ini mengajarkan kita bahwa dalam pelayanan, sering kali kita harus melepaskan kenyamanan kita demi sesuatu yang lebih besar. Air yang didapat dengan cara yang sulit menjadi simbol dari pengorbanan yang harus kita lakukan dalam menjalani panggilan kita.

Kerelaan Melayani

Di tengah keterbatasan pengalaman, kerelaan untuk melayani menjadi kunci. Dalam konteks pelayanan, kita diingatkan bahwa meskipun kita mungkin merasa tidak cukup, Tuhan memanggil kita untuk bersedia melayani dengan apa yang kita miliki. Kerelaan ini merupakan langkah pertama menuju pengorbanan yang lebih besar.

Perjamuan Kudus sebagai Peringatan Pengorbanan Kristus

Pelayanan perjamuan kudus dipimpin oleh Petrus Baela, yang menjadi pengingat akan pengorbanan Yesus Kristus untuk menebus dosa kita. Dalam momen ini, kita diajak untuk merenungkan betapa besar kasih Tuhan yang dinyatakan melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Perjamuan kudus bukan hanya sekadar ritual, tetapi sebuah pengingat yang dalam akan pengorbanan yang telah dilakukan bagi kita.

Kesimpulan

Ibadah doa puasa dan perjamuan kudus di STT JKI pada tanggal 14 Oktober 2024 merupakan kesempatan berharga untuk merenungkan keberanian, kesetiaan, dan pengorbanan dalam pelayanan. Pesan-pesan ini tidak hanya relevan untuk kehidupan sehari-hari, tetapi juga memanggil kita untuk hidup dalam keberanian dan kerelaan melayani, mengingat pengorbanan Kristus yang telah menebus kita. Semoga kita terus diberdayakan untuk melayani dengan sepenuh hati, mengikuti teladan Kristus.

Posted in Gereja | Leave a comment

Memiliki Pikiran Kristus

Ibadah Kapel di STT JKI

Pada tanggal 8 Oktober 2024, Sekolah Tinggi Teologi Jemaat Kristus Indonesia (STT JKI) mengadakan ibadah kapel yang dihadiri oleh para pimpinan, staf dosen, dan mahasiswa. Dalam ibadah tersebut, firman Tuhan disampaikan oleh Mahattama Banteng Sukarno. Dalam khotbahnya, Sukarno menekankan pentingnya menjalin hubungan yang erat dengan Tuhan, terutama di tengah kesibukan akademis.

Sukarno berbagi pengalamannya, di mana kesuksesan dalam berbagai penelitian dan karya ilmiah justru membuatnya merasa jauh dari Tuhan. Ia mengungkapkan bahwa meskipun banyak pencapaian yang diraih, kekosongan batin tetap menghantui dirinya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya persekutuan ibadah gereja untuk mengisi kekosongan tersebut.

Mengacu pada Filipi 2:5-8, Sukarno mengingatkan hadirin untuk meneladani sikap Kristus yang merendahkan diri dan mengambil bentuk hamba. Ayat-ayat tersebut mengajak kita untuk memiliki pikiran yang sama dengan Kristus, yang meskipun dalam keadaan ilahi, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai sesuatu yang harus dipertahankan. Ia rela mengambil rupa seorang hamba dan taat hingga mati di kayu salib. Dengan meneladani Kristus, kita diajak untuk mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri.

Lebih lanjut, Sukarno menjelaskan bahwa iman tidak bisa hanya diukur dari prestasi akademis semata. Kesaksian hidup yang nyata dan berbagi kasih kepada sesama merupakan aspek penting dalam perjalanan iman. “Kebahagiaan sejati bukan hanya terletak pada pencapaian akademis, tetapi pada pemahaman yang benar tentang kedekatan dan kasih yang bisa kita bagikan,” tuturnya.

Sukarno juga menyoroti bahaya banalitas dunia, di mana banyak orang terjebak dalam rutinitas dan pencarian status sosial yang tidak berarti. Dalam upaya mengejar pengakuan dan citra, kita sering kali kehilangan makna sejati dari hidup yang diinginkan Tuhan. Banalitas ini dapat menjauhkan kita dari pengalaman spiritual yang autentik dan menyebabkan kekosongan batin yang lebih dalam.

Di tengah maraknya pencarian pengakuan dan citra di kalangan akademisi, Sukarno mengingatkan bahwa imperium citra dapat menyebabkan seseorang kehilangan fokus pada hal-hal yang esensial. Ia menekankan pentingnya mengimbangi ilmu pengetahuan yang dimiliki dengan hati yang hidup, sehingga dapat memberikan dampak yang lebih besar bagi masyarakat.

Ibadah kapel ini menjadi momentum refleksi bagi seluruh peserta untuk merenungkan kembali tujuan hidup dan panggilan mereka. Dengan mengedepankan nilai-nilai spiritual dalam setiap aspek kehidupan, diharapkan setiap individu di STT JKI dapat tumbuh menjadi pribadi yang berdampak positif.

Kegiatan ibadah kapel ini juga menjadi ajang untuk memperkuat ikatan antara mahasiswa, dosen, dan pimpinan, serta meneguhkan komitmen bersama dalam menjalani kehidupan akademis yang seimbang dengan nilai-nilai iman. Sebagai penutup, Sukarno mengajak semua hadirin untuk bersama-sama menjalin persekutuan yang lebih erat dengan Tuhan dan sesama, demi mencapai kehidupan yang lebih berarti.

Posted in Gereja | Leave a comment

Rela Berorban Dalam Melayani

Pdt. Yosep Wahono

Pada tanggal 1 Oktober 2024, Sekolah Tinggi Teologi Jemaat Kristus Indonesia (STTJKI) mengadakan ibadah kapel yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa, pimpinan, dan staf dosen. Ibadah ini berlangsung dengan khidmat dan diwarnai suasana kebersamaan yang hangat.

Ibadah dimulai dengan pujian dari Kidung Jemaat yang dikumandangkan dengan semangat oleh jemaat. Liturgi dipandu oleh Willem, salah satu mahasiswa STTJKI, yang membawa suasana ibadah menjadi lebih bermakna.

Firman Tuhan disampaikan oleh Pdt. Yosep Wahono dengan tema “Affectioned Skill: Rela Berkorban.” Dalam khotbahnya, Pdt. Yosep mengutip Markus 14:3-9, yang menceritakan peristiwa ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si Kusta. Dalam cerita tersebut, seorang perempuan datang membawa minyak narwastu yang sangat mahal untuk mengurapi kepala Yesus. Meskipun para murid merasa gusar karena harga minyak itu setara dengan 300 dinar, perempuan itu tetap rela mengorbankannya untuk Tuhan.

Pdt Yoseph Wahono Meyampaikan Khotbah di STTKI/Poto Obed Antok

Pdt. Yosep menekankan pentingnya pengorbanan dan bagaimana tindakan perempuan itu menjadi pengingat akan karya penebusan Kristus. Ia merujuk pada Matius 26:10, di mana Yesus mempertanyakan sikap para murid dan menyatakan bahwa tindakan perempuan itu adalah perbuatan baik. “Pengorbanan adalah tentang memberi apa yang kita miliki,” ujar Pdt. Yosep, mengutip ayat 8. Ia juga mengingatkan bahwa pengorbanan Yesus yang telah mati untuk menebus dosa adalah teladan utama bagi setiap orang percaya. “Kita juga harus rela berkorban untuk melayani Dia,” tambahnya.

Ibadah kapel di STTJKI ini diakhiri dengan doa syafaat dan komitmen untuk menjalani hidup yang berfokus pada pengorbanan bagi Tuhan dan sesama. Kehadiran seluruh mahasiswa, pimpinan, dan staf dosen menambah kekuatan dan makna acara ini, menjadikannya sebagai momen refleksi yang penting bagi seluruh Civitas Akademia STTJKI untuk mengingat pentingnya memberi yang terbaik dalam hidup mereka.

Posted in Gereja | Leave a comment

Tanggung Jawab dalam Kasih

Ibadah Kapel

Ibadah kapel dilangsungkan pada hari Kamis, 26 September 2024, dengan suasana yang khidmat dan penuh penghayatan. Dalam ibadah tersebut, pujian dan lagu-lagu kontemporer dinyanyikan dengan penuh semangat, dipimpin oleh Rino. Suara pujian yang menggema di ruangan menambah kedalaman spiritual acara ini, menciptakan ikatan antara setiap peserta.

Dwi Wahyuni, mahasiswa tingkat akhir, menyampaikan renungan yang menggugah, sejalan dengan tema yang ditentukan oleh senat: “Affectioned Skill”. Dalam renungannya, ia mengangkat sub-tema tanggung jawab, yang sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari kita. Dwi menekankan bahwa tanggung jawab bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan bagian dari kasih yang kita jalani.

Dalam konteks kasih, tanggung jawab pada diri sendiri menjadi landasan penting. Kita dituntut untuk mengenali dan memahami diri kita, serta mengelola waktu dan sumber daya yang dimiliki. Dengan demikian, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan siap melayani orang lain.

Selanjutnya, Dwi menjelaskan pentingnya tanggung jawab kepada sesama dalam melayani. Dalam setiap interaksi, kita diingatkan untuk menunjukkan kasih dan perhatian kepada orang lain, sesuai dengan prinsip yang diajarkan dalam Alkitab. Tanggung jawab ini menciptakan hubungan yang saling mendukung di antara kita.

Dalam renungannya, Dwi juga menekankan tanggung jawab kepada Tuhan. Mengutip 1 Korintus 6:19-20, ia mengingatkan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus, dan kita harus menghormati-Nya dengan cara hidup yang baik. Tanggung jawab kita kepada Tuhan adalah mencerminkan kasih-Nya dalam tindakan sehari-hari.

Sebagai mahasiswa, kita ditantang untuk tidak hanya belajar, tetapi juga melayani di gereja dan komunitas. Karya penebusan Kristus yang menyelamatkan kita memanggil kita untuk bertindak. Tanggung jawab kita adalah untuk mewujudkan kasih Kristus dalam setiap langkah kehidupan kita.

Ibadah kapel ini diakhiri dengan doa dan harapan agar setiap peserta dapat menginternalisasi pesan yang disampaikan. Dengan memahami dan melaksanakan tanggung jawab dalam kasih, kita bisa menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.

Posted in Gereja | 1 Comment

Pemimpin Muda Menjadi Teladan Dalam Pelayanan

Ibadah Kapel di STTJKI

Pada hari Selasa, 24 September 2024, Sekolah Tinggi Teologi Jemaat Kristus Indonesia(STTJKI) mengadakan ibadah kapel yang dihadiri oleh mahasiswa, staf dosen, dan karyawan. Acara ini berlangsung khidmat dan penuh semangat, menciptakan suasana yang kondusif untuk beribadah dan merenungkan firman Tuhan.

Ibadah dimulai dengan puji-pujian menggunakan lagu-lagu dari Kidung Jemaat, yang menggugah semangat seluruh peserta. Lagu-lagu yang dinyanyikan bersama menambah kehangatan dan kebersamaan di antara semua yang hadir, menciptakan atmosfer spiritual yang menyentuh hati. Puji-pujian ini menjadi pengantar yang tepat sebelum memasuki inti acara.

Setelah sesi puji-pujian, firman Tuhan disampaikan oleh Dr. Naomi Sri Tuminah. Dalam khotbahnya, beliau mengangkat tema pentingnya afeksi dalam melayani Tuhan, merujuk pada Titus 2:7-8. Pesan ini relevan bagi setiap pelayan Tuhan, terutama dalam konteks pelayanan di tengah masyarakat yang beragam.

Dr. Naomi mengingatkan semua yang hadir untuk menjadikan diri mereka teladan dalam berbuat baik. Ia menekankan pentingnya kejujuran dan kesungguhan dalam pengajaran serta perlunya menjaga integritas dalam pemberitaan agar tidak ada hal buruk yang dapat disebarkan oleh lawan. Pesan ini menekankan tanggung jawab setiap pelayan Tuhan untuk memberikan contoh yang baik melalui tindakan.

Beliau juga menegaskan bahwa berbuat baik harus dilakukan dengan konsisten, bahkan saat menghadapi kekecewaan. “Berbuat baik adalah ungkapan syukur kepada Tuhan dan karya Roh Kudus dalam hidup kita,” ujarnya. Perenungan ini mendorong setiap peserta untuk mempraktikkan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari.

Ibadah kapel ini menjadi momen refleksi bagi semua yang hadir untuk memperkuat komitmen dalam melayani dan menjadi teladan bagi sesama. Dengan semangat yang terbangun, diharapkan setiap peserta dapat menerapkan ajaran yang disampaikan dalam kehidupan sehari-hari, menjadi agen perubahan yang positif dalam komunitas mereka.

Posted in Gereja | 1 Comment

Doa Puasa:Refleksi Atas Panggilan Allah

Salatiga, 23 September 2024 – Pada hari Senin, sebuah ibadah perjamuan kudus diadakan dengan khidmat. Firman Tuhan disampaikan oleh Dr. Heri Susanto, yang mengajak mahasiswa dan staf dosen STTJKI merenungkan makna pengorbanan Tuhan Yesus. Ibadah ini juga menjadi bagian dari rutinitas doa puasa, yang dilaksanakan setiap Senin. Melalui doa puasa, peserta diajak untuk berdoa bagi pelayanan dan pemberitaan Injil di tengah dunia, memperkuat komitmen mereka dalam menghidupi iman yang sejati.

Doa puasa yang rutin dilaksanakan tersebut menjadi kesempatan bagi mahasiswa dan seluruh staf dosen untuk merenungkan peran penting pengorbanan Yesus dalam menebus dosa umat manusia. Dalam suasana yang khusyuk, setiap peserta diingatkan kembali tentang pengorbanan Kristus di kayu salib. Perjamuan kudus tidak hanya menjadi simbol, tetapi juga pengingat yang mendalam tentang kasih Allah yang tak terhingga bagi umat-Nya, mengajak semua orang untuk merenungkan makna sejati dari keselamatan yang telah diberikan.

Dalam khotbahnya, Dr. Heri Susanto mengupas kisah dari Kitab Yunus pasal 1, di mana Yunus melarikan diri dari hadapan Tuhan. Niniwe, yang disebut sebagai ibu kota Asyur, menjadi pusat dari rencana besar Allah. Yunus, yang seharusnya pergi ke Niniwe, malah memilih untuk melarikan diri ke Tarsis. Khotbah ini menggambarkan betapa seringnya manusia berusaha menghindari panggilan Tuhan, dan bagaimana keputusan tersebut membawa konsekuensi yang serius dalam hidup mereka.

Dr. Heri menekankan bahwa ketakutan besar yang dialami Yunus hanyalah bagian dari rencana besar Allah untuk menyelamatkan kota besar Niniwe. Dengan menggambarkan kapal besar, badai dan gelombang yang mengamuk, serta ikan besar yang menelan Yunus, khotbah ini mengajak peserta untuk merenungkan betapa sering kita terjebak dalam ketidakpercayaan dan kekhawatiran, alih-alih berserah sepenuhnya kepada rencana Tuhan yang sempurna.

Melalui doa puasa dan refleksi atas kisah Yunus, mahasiswa dan staf dosen dilatih untuk lebih peka dalam menanggapi panggilan Tuhan dan memahami kebesaran rencana-Nya, termasuk ketika harus menghadapi tantangan yang tampak besar di mata manusia. Kesadaran akan pengorbanan Kristus memberikan kekuatan dan keyakinan untuk melangkah maju, bahkan di tengah kesulitan.

Ibadah perjamuan kudus dan doa puasa ini diharapkan dapat memperkuat iman mahasiswa dan staf dosen, menumbuhkan rasa syukur atas pengorbanan Kristus, dan mendorong setiap individu untuk lebih aktif dalam pelayanan dan misi gereja. Dengan mengingat kembali pengorbanan-Nya, kita diajak untuk menghidupi iman kita dengan penuh komitmen dan kasih, menjadi alat Tuhan dalam membawa perubahan bagi dunia di sekitar kita.

Posted in Gereja | Leave a comment

Wisuda STT JKI TH 2024

Pada tanggal 26 Juni 2024, Sekolah Tinggi Teologi Jemaat Kristus Indonesia (STTJKI) mengadakan acara wisuda yang bertempat di aula kampus STTJKI. Acara ini menjadi momen bersejarah bagi sepuluh mahasiswa yang telah berhasil menyelesaikan seluruh beban studi akademik dan praktik lapangan mereka. Dengan penuh sukacita, mereka resmi diwisuda dan siap melanjutkan perjalanan pelayanan mereka. Acara ini dihadiri oleh keluarga besar wisudawan, dosen, serta sejumlah undangan penting, menciptakan suasana yang khidmat dan penuh kebersamaan.

Dalam acara wisuda ini, orasi ilmiah disampaikan oleh Dr. Ir. Hery Susanto, M.Th., yang membawakan tema yang relevan dengan tuntutan zaman, yaitu “Menjadi Pelayan Kristus yang Kreatif, Adaptif, dan Transformasional.” Dalam orasinya, Dr. Hery menekankan pentingnya bagi para lulusan untuk tidak hanya menguasai ilmu teologi, tetapi juga memiliki kemampuan beradaptasi dengan perkembangan zaman serta menjadi agen transformasi di tengah masyarakat. Pelayanan yang kreatif dan adaptif di masa sekarang, menurut beliau, akan sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan gereja dan masyarakat yang terus berkembang.

Tampak hadir dalam acara tersebut para orang tua wisudawan yang dengan bangga menyaksikan putra-putri mereka menerima gelar akademik. Selain itu, sejumlah tamu undangan dari Sekolah Tinggi Teologi di seluruh Salatiga turut serta dalam perayaan ini. Kehadiran utusan dari berbagai institusi teologi memperlihatkan hubungan erat dan dukungan antar lembaga pendidikan teologi di wilayah tersebut. Tidak ketinggalan, Dwi Kuncoro, S.Th., M.Pd., Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Kristen Kota Salatiga, juga turut hadir memberikan dukungan moral dan spiritual bagi para wisudawan.

Pada tahun ini, STTJKI dengan bangga meluluskan sepuluh mahasiswa yang siap terjun ke dunia pelayanan. Puji Tuhan, beberapa di antara mereka telah menerima panggilan untuk melayani di berbagai gereja, sementara yang lainnya akan mengabdikan diri sebagai tenaga pendidik di lembaga-lembaga pendidikan Kristen. Kesuksesan mereka menjadi kebanggaan tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi seluruh civitas akademika STTJKI, yang telah mendampingi dan membimbing mereka selama proses pendidikan.

Hadir pula dalam acara tersebut Teguh Pramono, M.Si., Ketua Pembina Yayasan Lembaga Kerja Sama (Lemkersa), yang turut memberikan sambutan. Dalam pidatonya, Teguh Pramono menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan atas pencapaian luar biasa mereka. Ia juga memberikan dorongan agar para lulusan tidak hanya berhenti pada keberhasilan akademik, tetapi juga terus mengembangkan diri dalam pelayanan yang inovatif dan berdaya guna bagi jemaat dan masyarakat.

Acara wisuda berlangsung dengan lancar dan penuh kegembiraan. Suasana haru dan bangga dirasakan oleh setiap hadirin, khususnya keluarga yang melihat anak-anak mereka berhasil menyelesaikan pendidikan di bidang teologi. Momen ini juga menjadi tonggak penting bagi STTJKI sebagai lembaga yang terus menghasilkan lulusan-lulusan berkualitas yang siap terjun ke ladang pelayanan.

Setelah prosesi wisuda, acara ditutup dengan doa dan puji-pujian yang dipimpin oleh para dosen dan mahasiswa. Suasana penuh syukur melingkupi aula STTJKI, menandakan komitmen para wisudawan untuk terus mengandalkan Tuhan dalam perjalanan hidup dan pelayanan mereka. Dengan penuh harapan, para lulusan ini diutus untuk menjadi terang di tengah dunia yang membutuhkan pelayanan dan kasih Kristus.

Masa depan para lulusan STTJKI sangat cerah, dengan berbagai peluang pelayanan terbuka bagi mereka di berbagai tempat. Dengan berbekal pendidikan teologi yang kuat dan dasar iman yang kokoh, para lulusan diharapkan dapat menjadi pemimpin yang inspiratif, melayani jemaat dan masyarakat dengan penuh kasih dan hikmat.

Posted in Gereja | Leave a comment

Rertreat STTJKI : Be Filled to Flow

STTJ KI mengadakan retreat tahunan yang berlangsung dari tanggal 28 hingga 30 Juni 2024. Acara ini diadakan dengan tujuan untuk memperkuat spiritualitas dan kebersamaan seluruh civitas akademika, baik mahasiswa, dosen, maupun staf. Retreat kali ini menghadirkan dua pembicara utama, Mrs. Aivy dan Mr. David, yang memberikan materi berharga tentang pentingnya membersihkan diri agar kehidupan kita dapat dipenuhi oleh kuasa Allah. Dengan suasana yang khidmat, retreat ini menjadi momen refleksi yang mendalam bagi setiap peserta untuk mengevaluasi diri dan memperbaiki hubungan mereka dengan Tuhan.

Mrs. Aivy dalam sesi pembukaannya menekankan pentingnya membuang segala tindakan jahat atau keburukan yang ada dalam diri setiap orang. Ia menjelaskan bahwa untuk dapat dipenuhi oleh kuasa Allah, setiap individu harus bersedia membersihkan hati dan pikirannya dari hal-hal yang negatif. “Hanya dengan membersihkan diri dari segala kotoran jiwa, kita dapat membuka diri sepenuhnya kepada Tuhan dan menerima kuasa-Nya yang akan memampukan kita dalam melayani,” ujar Mrs. Aivy. Pesan ini diresapi oleh seluruh peserta, yang terlihat sangat antusias mengikuti setiap sesi yang disampaikan.

Mr. David, pada kesempatan berikutnya, mengajak peserta untuk menyadari bahwa pelayanan kepada Tuhan memerlukan kapasitas spiritual yang baik. Ia menekankan bahwa kapasitas tersebut hanya bisa dicapai dengan memiliki hati yang bersih dan pikiran yang jernih. Ia juga mengajak peserta untuk merenungkan bahwa pelayanan yang efektif dan bermakna tidak hanya ditentukan oleh keterampilan, tetapi juga oleh integritas spiritual yang kuat. Oleh karena itu, Mr. David mendorong para mahasiswa dan dosen untuk selalu menjaga diri dari godaan yang dapat merusak hubungan mereka dengan Tuhan.

Selain pemberian materi, acara retreat juga diisi dengan berbagai simulasi dan diskusi kelompok yang menarik. Dalam simulasi ini, peserta diajak untuk mempraktikkan konsep “membersihkan diri” dalam kehidupan sehari-hari melalui contoh-contoh konkrit. Para mahasiswa dan dosen diajak merenungkan tindakan atau kebiasaan buruk apa saja yang perlu mereka tinggalkan, serta langkah-langkah apa yang harus diambil untuk bisa sepenuhnya mengandalkan Tuhan dalam kehidupan dan pelayanan mereka. Diskusi kelompok yang dipandu oleh Mr. David dan Mrs. Aivy juga berjalan interaktif, di mana setiap peserta diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan pemahaman mereka.

Antusiasme peserta terlihat dalam setiap sesi simulasi dan diskusi. Banyak dari mereka yang memberikan kesaksian mengenai pergumulan pribadi dan bagaimana mereka merasa terpanggil untuk berubah setelah mendengarkan materi yang disampaikan. Para dosen juga turut aktif berpartisipasi, memberikan perspektif dari sudut pandang pengajaran dan pelayanan yang mereka hadapi di lingkungan akademis. Diskusi-diskusi ini mempererat kebersamaan di antara peserta, menciptakan suasana yang saling mendukung dalam perjalanan spiritual masing-masing.

Retreat ini menjadi momen berharga bagi mahasiswa dan dosen STTJ KI untuk merenungkan kembali panggilan mereka dalam melayani Tuhan. Dengan materi yang disampaikan oleh Mrs. Aivy dan Mr. David, peserta diingatkan bahwa kehidupan yang bersih dari tindakan buruk akan memampukan mereka untuk melayani dengan sepenuh hati dan dipenuhi oleh kuasa Allah. Retreat ini juga menggarisbawahi pentingnya peran setiap individu dalam menjaga integritas pribadi sebagai fondasi yang kuat untuk pelayanan yang berbuah.

Di penghujung acara, para peserta menunjukkan komitmen mereka untuk menerapkan apa yang telah dipelajari selama retreat. Banyak dari mereka yang merasa lebih siap dan bersemangat untuk melanjutkan pelayanan dengan hati yang bersih dan dipenuhi oleh kuasa Tuhan. Melalui acara ini, civitas akademika STTJ KI diharapkan dapat melangkah lebih jauh dalam perjalanan spiritual mereka, dengan tekad yang lebih kuat untuk melayani Tuhan dan sesama.

Posted in Gereja | Leave a comment

Retreat Keluarga Besar STTJKI

Retreat yang diselenggarakan pada 28-30 Juni 2024 oleh keluarga besar STTJ KI berlangsung dengan penuh kebersamaan di Elika, Bandungan, Kabupaten Semarang. Acara ini dihadiri oleh seluruh civitas akademika, termasuk para dosen, staf, serta mahasiswa dari berbagai angkatan. Kehadiran para lulusan yang baru saja diwisuda pada 26 Juni 2024 memberikan warna tersendiri bagi acara retreat ini. Mereka turut berpartisipasi aktif dalam mengisi berbagai kegiatan selama acara berlangsung, memperkuat hubungan antar-anggota kampus sekaligus memberikan inspirasi bagi peserta lainnya.

Salah satu momen penting dalam retreat ini adalah sesi kesaksian yang dibawakan oleh para wisudawan. Mereka berbagi pengalaman berharga tentang perjalanan pelayanan selama Kuliah Praktik Lapangan (KPL) di berbagai tempat. Para lulusan ini menceritakan bagaimana tantangan yang mereka hadapi di lapangan membentuk mereka secara spiritual dan akademis. Dari bekerja dengan komunitas lokal hingga melayani di gereja-gereja, kesaksian ini memperlihatkan bagaimana mereka menerapkan teori yang dipelajari di bangku kuliah dalam konteks nyata pelayanan kepada masyarakat.

Acara retreat ini berlangsung selama dua hari, di mana setiap harinya dipenuhi dengan kegiatan yang mendukung pengembangan spiritual dan kebersamaan. Tidak hanya diisi dengan sesi firman dan ibadah, namun juga aktivitas refleksi bersama, diskusi kelompok, dan kegiatan permainan yang memperkuat kekompakan antar anggota. Hal ini bertujuan untuk mempererat hubungan kekeluargaan dalam lingkungan STTJ KI, menciptakan suasana yang hangat dan saling mendukung satu sama lain dalam perjalanan rohani maupun akademis.

Pada hari terakhir, acara retreat semakin semarak dengan kegiatan outbound yang dipimpin oleh para lulusan. Kegiatan outbound ini diadakan di Candi Gedongsongo, salah satu destinasi wisata alam terkenal di Bandungan. Dengan latar belakang pemandangan pegunungan yang indah, para lulusan memimpin permainan tim yang bertujuan untuk membangun kekompakan, komunikasi, dan kerja sama antar peserta. Suasana keceriaan dan semangat kebersamaan sangat terasa selama aktivitas tersebut, memperlihatkan sinergi yang kuat di antara seluruh peserta.

Kegiatan outbound di Candi Gedongsongo ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga menjadi media pembelajaran tentang pentingnya kerja sama dan saling mendukung dalam tim. Para lulusan yang memimpin acara ini berperan sebagai fasilitator, menunjukkan kemampuan mereka dalam memimpin kelompok dan menginspirasi peserta lain. Selain itu, kegiatan ini menjadi refleksi bahwa kehidupan akademis dan pelayanan di luar kampus memerlukan harmoni antara individu dan komunitas, seperti halnya dalam permainan outbound.

Retreat ini berakhir dengan penuh sukacita, meninggalkan kesan mendalam bagi setiap peserta. Selain mendapatkan penguatan rohani, civitas akademika STTJ KI juga membawa pulang pengalaman berharga tentang kebersamaan dan kerja tim yang akan menjadi bekal penting dalam perjalanan akademis dan pelayanan mereka di masa depan. Para peserta pulang dengan semangat baru, siap menghadapi tantangan baru dengan iman dan kepercayaan penuh kepada Tuhan yang memimpin setiap langkah mereka.

Posted in Gereja | Leave a comment

Ibadah Pembukaan Semester Genap TA 23/24

Pembukaan semester genap tahun akademik 2023/2024 (02/2024) di STTJ KI berlangsung dengan penuh semangat pada bulan Februari 2024. Acara ini menjadi momen penting bagi seluruh keluarga besar STTJ KI, termasuk mahasiswa, dosen, dan staf, untuk berkumpul dan menyambut semester baru dengan antusiasme. Kehadiran seluruh civitas akademika memperlihatkan semangat kebersamaan dalam memulai perjalanan akademik yang baru, sekaligus mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan yang ada di depan.

Pada kesempatan ini, diharapkan agar seluruh mahasiswa dapat menjalankan tanggung jawab akademik mereka dengan baik sepanjang semester genap. Setiap mahasiswa diharapkan mampu mengelola waktu dan energi mereka secara optimal, mengerjakan tugas-tugas perkuliahan dengan penuh kesungguhan, serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan akademik dan non-akademik yang mendukung pembelajaran mereka. Ini merupakan bagian dari komitmen mereka untuk mencapai tujuan akademik dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan.

Firman Tuhan dalam acara pembukaan ini dibawakan oleh Pendeta Kondang Sri Tatanegara, yang memberikan pesan rohani yang mendalam bagi seluruh civitas akademika. Dalam kotbahnya, beliau menekankan pentingnya mengandalkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam pelayanan dan belajar. Mahasiswa diajak untuk selalu melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan, menghadapi tantangan dengan iman, dan mengutamakan integritas dalam menjalankan tanggung jawab akademik mereka.

Dengan dasar rohani yang kuat dan motivasi untuk melayani, seluruh kegiatan perkuliahan semester genap tahun 2024 diharapkan dapat berjalan dengan lancar. Civitas akademika STTJ KI didorong untuk tidak hanya mengejar prestasi akademik, tetapi juga tumbuh dalam karakter dan keimanan. Dengan mengandalkan Tuhan, setiap mahasiswa dan dosen diyakini akan mampu menghadapi setiap tantangan dengan bijaksana, serta menghasilkan kontribusi yang berarti bagi masyarakat dan pelayanan di masa mendatang.

Posted in Gereja | Leave a comment